Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

Teks Pidato - Membangkitkan Semangat Pancasila



39

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Salam sejahtera dan salam Pancasila!

Saudara-saudara yang berbahagia,
Mari kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kesempatan kepada kita semua, sehingga dapat hadir di sini dengan harapan dapat menjiwai dan membangkitkan kembali aura Pancasila dalam lubuk sanubari kita.

Saudara-saudara yang terhormat,
Tentunya kita tidak asing dengan kata Pancasila. Sejak kita duduk di taman kanak-kanak sampai sekarang kita acap kali mengumandangkan Pancasila dengan lantangnya pada saat upacara bendera. Tetapi apakah pengamalan kita terhadap Pancasila selantang kumandang suara kita pada saat melafalkan Pancasila waktu upacara? Apakah kita sudah mampu mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata? Apakah sudah? Jawabnya ada pada diri kita sendiri-sendiri.

Saudara-saudara,
Pancasila adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya, rangkuman dari nilai-nilai luhur yang digali Bung Karno, sang Proklamator, Presiden Republik Indonesia yang pertama, dari akar budaya bangsa yang mencakup seluruh kebutuhan dan hak-hak dasar manusia secara universal, sehingga dapat dijadikan landasan dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang majemuk ini. Sudah seharusnya kita mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan.

Saudara-saudara yang sebangsa dan senegara,
Sangat disayangkan jika hingga kini pengamalan Pancasila masih mengalami banyak hambatan. Pancasila jangan hanya dijadikan retorika belaka. Pancasila harus diimplikasikan dalam kehidupan nyata. Namun nyatanya sampai saat ini pengamalan Pancasila terhalang seribu hambatan. Bisa jadi karena adanya proses dan dinamika politik yang memanipulasi Pancasila demi kekuasaan yang hampir mengingkari nilai-nilai Pancasila. Pancasila dirasa kian meredup dan terpinggirkan. Globasisasi yang ditandai berkuasanya liberalisme dan kapitalisme semakin menggiring terjadinya krisis indentitas pada manusia Indonesia. Kemana perginya para insan Pancasila? Kemana? Benar-benar sudah lenyapkah mereka? Jika peristiwa ini sampai terjadi, malu! Malu kita berlindung di bawah naungan sayap sang Garuda. Malu!

Saudara-saudara yang bijaksana,
Mari kita renungkan bersama. Dimanakah Ketuhanan Yang Maha Esa  jika toleransi antar umat agama seakan tak ada, bahkan manusia tak mau menjalankan agama. Manusia seakan hidup di alam rimba. Manusia banyak yang meninggalkan tata karma. Nasib para manusia akar rumput yang merasa nasibnya tercabut-cabut, penggusuran lahan tanpa etika, serta penggusuran para pedagakan kaki lima misalnya. Sudah sesuaikah dengan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab? Nasionalisme tampak terkoyak-koyak. Nasionalisme bagaikan paham tua yang telah usang termakan zaman. Demokrasi berkembang bebas, tanpa batas, tanpa indentitas, dan tanpa moralitas. Persatuan dan kesatuan laksana rumah tak bertuan. Demokrasi liberal yang berkembang di barat dengan sistem pemilihan langsung yang dimamah mentah-mentah telah menyingkirkan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kesenjangan sosial nampak jelas di kelopak mata. Inikah yang dinamakan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia? Cobalah saudara-saudara renungkan! Cobalah saudara-saudara resapi! Betapa rapuhnya bangsa kita.

Kemanakah perginya aura Pancasila sebagai jiwa bangsa, sabagai pandangan hidup bangsa, sebagai falsafah hidup bangsa? Kemanakah perginya? Pancasila seakan hilang makna, sepi arti, bahkan telah kehilangan rohnya. Lalu, dengan apa kita berpegangan jika Pancasila sudah sedemikian lemahnya?

Saudara-saudara generasi penerus bangsa,
Mari kita hidupkan kembali wacana publik tentang Pancasila, tetapi jangan hanya  didasari oleh romantisme historis belaka. Masa lalu yang pahit sudah dialami bangsa Indonesia, ketila itu Pancasila seolah-olah kehilangan ‘nama baik’.

Reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara adalah tantangan yang tidak kurang beratnya. Karena selama masih terdapat banyak kontradiksi yang tidak sesuai dengan esensi dan nilai-nilai dalam Pancasila, ketika itulah orang menganggap Pancasila sebagai omong kosong belaka.
Saudara-saudara yang bijaksana,
Tanggung jawab melestarikan Pancasila bukan hanya menjadi domain negara, tetapi seluruh elemen bangsa juga memiliki tanggung jawab moral. Sebagai warga negara yang baik, tentu kita menginginkan Pancasila bangkit, bukan bangkrut.

Oleh karena itu, Saudara-saudara, mari kita bangkitkan kembali gelora dan semangat Pancasila yang menggebu mulai dari diri kita sendiri agar negara kita menjadi negara yang maju dan Berjaya dan semoga kita dapat menjadi manusia Pancasila yang bermoral serta berguna bagi bangsa dan negara. Semoga!

Wassalamu’alaikum Wr.Wb






Hensatiti Niken Pratiwi
SMA Negeri 1 Cawas

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Unknown mengatakan...

NICE :)

izxblog mengatakan...

wow

Posting Komentar